Palu, Sulawesi Tengah. Bawakan materi pada Rapat Koordinasi Road To Selat Makassar Summit 2024, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tengah jelaskan potensi yang terdapat pada Selat Makassar. Bertempat di Hotel Santika Palu. Senin (4/3/2024).
Dalam pengantar diskusi divisi II, Faridah Lamarauna, selaku Kepala BRIDA Provinsi Sulawesi Tengah menyebutkan terdapat tiga pokok pada diskusi tersebut, yaitu potensi dan peluang sekaligus hambatan serta tantangan pembangunan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kelautan dikawasan Selat Makassar, kesepahaman tentang komoditas unggul tiap daerah se-kawasan Selat Makassar dalam mendukung kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berkesinambungan dan yang terakhir adalah estimasi nilai potensi sumberdaya dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) kawasan Selat Makassar.
Berkaitan dengan potensi Selat Makassar jika dikelompokan secara spesifik, terdapat beberapa potensi yang terdapat pada Selat Makassar itu sendiri seperti, pertama yaitu sumber daya alam terbarukan yang antara lain meliputi sumber daya perikanan, hutan mangrove, terumbu karang, rumput laut, padang lamun dan senyawa bioaktif sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik, makanan dan minuman serta industri lainnya. Potensi kedua berupa sumber daya alam tak terbarukan, antara lain seperti minyak dan gas bumi, timah, bauksit, bijih besi, mangan, fosfor dan bahan tambang serta mineral lainnya.
Tidak hanya itu, Selat Makassar juga memiliki beberapa potensi seperti energi kelautan yang didalamnya termasuk energi gelombang pasang surut, arus laut dan ocean thermal energy conversion (OTEC) dan juga jasa-jasa lingkungan kelautan berupa fungsi laut sebagai media transportasi dan komunikasi, keindahan alam untuk rekreasi dan pariwisata, penelitian dan pendidikan, dan lainnya. Faridah Lamarauna mengatakan, wilayah kawasan Selat Makassar memiliki peluang strategis sebagai kawasan penopang IKN dan juga sebagai jalur laut paling ramai yang dilalui oleh sebelas provinsi pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II).
Adapun hambatan dalam pengelolaan Selat Makassar seperti belum ada kelembagaan khusus yang menangani Selat Makassar, cara pandang “Batas Kewenangan” antar provinsi/pusat, kompetensi sumber daya perikanan dan kelautan, serta kompetensi penegakan hukum. Tantangannya sendiri berupa sudut pandang peraturan perundangan, kesiapan pemerintah daerah dan pembangunan industrialisasi.
Terdapat komoditas unggulan tiap daerah se-kawasan Selat Makassar dalam mendukung IKN diantaranya seperti komoditas padi, komoditas jagung, tanaman kakao, tanaman kelapa, daging sapi, komoditas perikanan unggul, rotan dan getah pinus, taman nasional kepulauan togean, cagar biosfer lore lindu, wisata tanjung karang, danau poso dan taman hutan raya, situs megalith Sulawesi Tengah dan lain sebagainya.
Dari beberapa potensi tersebut, Faridah Lamarauna, mengatakan bahwa sebagai penyangga Ibu Kota Negara Nusantara, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah Prov. Sulteng telah melakukan beberapa pengembangan seperti mengembangkan kelapa genjah varietas raja yang memiliki keunggulan dibandingkan jenis kelapa lainnya, pengembangan pada sapi unggul donggala serta riset pengembangan alat pemanggil ikan pada nelayan bagan dengan menggunakan sonar.
Sumber: PPID BRIDA Prov. Sulteng.
Foto: Humas Pemprov. Sulteng.