Palu – Hadir sebagai narasumber dalam focus group discussion (FGD) Selat Makassar Summit 2024, Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Sulawesi Tengah, Faridah Lamarauna, paparkan potensi yang di miliki Provinsi Sulawesi Tengah. Bertempat di Hotel Sutan Raja Palu. Selasa (23/07/204).
Sebagaimana diketahui bahwa Selat Makassar masuk dalam kawasan antar wilayah yang meliputi 5 (lima) provinsi yaitu; Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden No. 83 tahun 2020 tentang zonasi kawasan antar wilayah Selat Makassar tahun 2020.
Perpres ini diterbitkan dengan pertimbangan penyelenggaraan perencanaan zonasi laut yang berada dalam kawasan antar wilayah beberapa provinsi harus dikelola secara bersama-sama dengan baik, dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya pada masing-masing daerah untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Selain itu, pembangunan kawasan Selat Makassar juga harus mengedepankan kemitraan dan kerja sama yang harmonis dengan daerah mitra Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam pemaparannya, Faridah Lamarauna, menyebutkan beberapa potensi Sulawesi Tengah yang dapat dikembangkan sebagai provinsi penunjang Ibu Kota Nusantara (IKN) yaitu; potensi kehutanan, potensi pertanian dan perkebunan, potensi kelautan, potensi industrialisasi dan potensi kebudayaan.
Faridah Lamarauna mengungkapkan bahwa sejak transformasi badan penelitian dan pengembangan menjadi badan riset dan inovasi daerah, sudah terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan diantaranya yaitu riset alat pemanggil ikan bagi nelayan bagan dengan menggunakan energi terbarukan yang diberi nama labrida. Selanjutnya riset yang telah dilakukan yaitu riset budidaya paprika.
“Biasanya tanaman paprika ini hanya bisa tumbuh didataran tinggi. Namun setelah kita melakukan kajian riset tersebut, ternyata paprika dapat tumbuh didataran rendah. Ini merupakan suatu potensi mengingat bahwa secara ekonomi harga paprika dipasaran terbilang mahal” ungkap Faridah.
Riset berikutnya yang telah dilakukan oleh Brida Provinsi Sulawesi Tengah yaitu riset kelapa genjah varietas raja. Hasil dari riset kelapa genjah varietas raja sendiri pada saat ini telah berada ditahap pembudidayaan. Bibit dari kelapa genjah tersebut juga telah disalurkan dibeberapa kabupaten.
Kelapa genjah varietas raja dijadikan sebagai potensi Provinsi Sulawesi Tengah, karena baru memiliki satu kebun induk yang berada di Kabupaten Sigi. Riset selanjutnya yaitu riset lukisan tapak tangan prasejarah yang ada di Kab. Morowali Utara.
Potensi lainnya yang saat ini telah dikaji melalui riset oleh Brida Sulteng yaitu riset pemetaan dan profil megalith. Potensi ini juga, oleh Bapak Gubernur telah dijadikan sebagai ikon Sulawesi Tengah dengan sebutan “Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalith”.
Riset berikutnya yaitu riset syiar islam Imam Sya’ban, yang merupakan potensi wisata religi dan kebudayaan islam Imam Syaban di Desa Lolantang, Kec. Bulagi Selatan, Kab. Banggai Kepulauan. Riset lainnya yang dapat dijadikan potensi yakni riset taman bumi “PAGIDONG” dan Kebun Raya.
Adanya riset taman bumi ini, berangkat dari kejadian bencana alam pada jumat, 28 september 2018 yang terjadi di Kota Palu, Sigi dan Donggala. Kawasan segitiga kebencanaan Kota Palu yaitu pesisir teluk Palu, kawasan likuefaksi Balaroa dan Petobo inilah yang dapat dijadikan potensi sebagai Geopark City Palu.
Pengembangan Geopark City Palu juga, tertuang pada Peraturan Daerah Kota Palu No. 13 Tahun 2022 tentang rencana induk kepariwisataan tahun 2023-2025. Penetapan citra pariwisata daerah kota Palu sebagai Palu Geopark City semakin menegaskan arah kebijakan pengembangan pariwisata Kota Palu.
“Pada saat ini kami sedang melakukan pendalaman untuk menjadikan segitiga kebencanaan Kota Palu untuk dijadikan Palu Geopark City. Ini juga menjadi salah satu potensi yang dapat mengundang masyarakat luar untuk datang ke Kota Palu” lanjutnya.
Diakhir pemaparannya, Faridah Lamarauna, menjelaskan bahwa tujuan dari riset geopark city sendiri yaitu membuat rekomendasi skema kolaborasi dalam pengembangan dan pengelolaan riset wisata studi kasus geopark city. Selain itu juga terdapat beberapa keunikan Kota Palu yang kaya akan pengetahuan bumi dan kebencanaan nantinya akan dirangkum menjadi satu yaitu geowisata dan juga kebun raya.
“Dalam pengusulan kebun raya Prov. Sulteng, kami merancang hutan kota untuk dijadikan kebun raya tersebut. Hal ini dikarenakan sudah terkandung ex situ dan in situ yang nantinya akan dikembangan didalam kebun raya itu sendiri” tutupnya.
Sumber: PPID Brida Prov. Sulteng.