Palu – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tengah gelar Seminar Hasil Riset Penguatan Ekonomi Masyarakat Nelayan Berbasis Energi Terbarukan Pada Usaha Perikanan Bagan Yang Ramah Lingkungan. Riset ini merupakan kerjasama antar Brida Sulteng dengan Universitas Al-Khairaat Palu dan Universitas Tadulako. Bertempat di Aula Nagaya Brida. Rabu (19/06/2024).
Pada penjelasan Kepala Bidang Riset, Inovasi dan Teknologi Daerah, Hasim R, selaku moderator menjelaskan bahwa seminar awal ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan riset tahun 2024. Hal ini juga dalam rangka melihat progres riset sebelum seminar akhir dilaksanakan. Adapun pelaksanaan seminar akhir pada riset yang telah dilakukan besar kemungkinan akan dilaksanakan pada acara Brida Award pada bulan November.
Dalam materi hasil penelitian yang dipaparkan oleh, Ahsan Mardjudo, selaku ketua tim riset menjelaskan bahwa menurut para ilmuan, perairan pantai yang dangkal umumnya adalah habitat yang subur dan sangat bagus sebagai daerah pertumbuhan atau perkembangan berbagai spesies ikan pada saat mereka dalam taraf juvenil.
Kondisi ekologi demikian memberikan konsekuensi pada keanekaragaman hayati perairan yang cukup tinggi. Konsentrasi ikan demikian adalah potensi sumberdaya perikanan yang dapat diakses dengan relatif mudah. Salah satu alat penangkap ikan yang efektif digunakan untuk pemanfaatan sumberdaya tersebut yaitu alat tangkap bagan atau jaring angkat (lift net).
“Permasalahannya pada saat ini, terbatasnya pengetahuan penggunaan teknologi dalam meningkatkan hasil tangkapan bagan oleh nelayan” ungkap Ahsan Mardjudo.
Melihat permasalah tersebut, tim riset menawarkan solusi atau pemecahan masalah dengan cara merancang teknologi yang dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan bagan yaitu teknologi ramah lingkungan. Teknologi tersebut berupa lampu pemanggil ikan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan percobaan 3 warna lampu yaitu putih, hijau, kuning serta suara/bunyi yang diberi nama LABRIDA.
Alat tangkap ikan LABRIDA dengan percobaan lampu berwarna hijau memiliki keunggulan berupa kontruksi sederhana cepat dipahami nelayan, mempercepat reaksi ikan mendekati cahaya LaBrida, menghemat biaya bahan bakar minyak (BBM) karena saat LaBrida diturunkan Lampu bagan lainnya sudah dimatikan, waktu bulan terang dapat menghasilkan tangkapan sampai 6 termos.
Kelemahan dari alat LABRIDA sendiri yakni sebaran cahaya sangat terang menyebabkan ikan lamban jinak, sehingga proses penangkapan lambat dilakukan. Adapun solusi yang diberikan oleh tim riset yaitu perlu pengaturan cahaya dari terang, pelan-pelan ke cahaya berikutnya misalnya dari 75 watt, 60 watt, 45 watt, 25 watt, 15 watt.
“Semakin kecil watt nya, maka ikan semakin tenang dan mudah terperangkap” lanjutnya.
Melihat dari segi ekonomi, LABRIDA layak untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat efisiensi dari segi biaya operasional, hasil tangkapan, jumlah penerimaan dan jumlah keuntungan.
Selanjutnya pada uji coba alat LABRIDA dengan menggunakan lampu warna merah, hasilnya gagal karena cahaya tidak menyebar didasar perairan. Sedangkan pada uji coba alat LABRIDA dengan menggunakan lampu warna putih kekuning-kuningan, dapat menghasilkan tangkapan berupa ikan teri, cumi-cumi dan benih ikan rapo-rapo.
Menanggapi hasil pemaparan tersebut Kepala Brida Provinsi Sulawesi Tengah, Faridah Lamarauna, menekankan bahwa pelaksanaan riset yang dilakukan harus dilihat dari nilai ekonominya. Hal ini dikarenakan, sasaran dari riset yang dilaksanakan adalah masyarakat, guna memfasilitasi pemerintah daerah dalam rangka menurunkan angka kemiskinan dan angka pengangguran terbuka.
Selanjutnya, Faridah Lamarauna, menjelaskan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah memiliki garis pantai yang sangat panjang, dengan demikian terciptanya alat labrida yang dikolaborasikan dengan PLTS sangat membantu para masyarakat khususnya nelayan bagan dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan serta menghemat biaya operasional yang digunakan.
Dalam hal ini, Faridah Lamarauna, meminta agar diakhir riset ini para peneliti dapat mencantumkan biaya produksi, yang nantinya akan direplikasi oleh Bidang Pemanfaatan, Fasilitasi dan Riset Daerah.
Turut hadir: Sekretaris Brida Sulteng, Agustin Tobondo, Pejabat Administrator dan Pejabat Fungsional lingkup Brida, Tim Periset.
Sumber: PPID BRIDA Prov. Sulteng.