Palu, Sulawesi Tengah. Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tengah lakukan audiensi sinergitas dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Bertempat di Aula Nagaya BRIDA. Jumat (5/01/2024).
Audiensi tersebut dipimpin oleh Sekretaris BRIDA Provinsi Sulawesi Tengah, Agustin Tobondo, dan dihadiri oleh seluruh periset BRIN dan pejabat administrator, pejabat fungsional analis serta pejabat fungsional peneliti lingkup BRIDA Prov. Sulawesi Tengah. Agustin Tobondo menjelaskan bahwa selain sebagai ajang sinergitas, audiensi tersebut juga sebagai bentuk evaluasi pada kegiatan-kegiatan yang akan ditindak lanjuti pada tahun 2024. Hal ini diharapkan agar nantinya BRIDA dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah dengan memanfaatkan hasil-hasil riset yang telah dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan.
Mengawali audiensi tersebut, Saidah selaku periset BRIN menjelaskan bahwa, pada saat ini jumlah periset BRIN yang ada di Sulawesi Tengah berjumlah 24 (dua puluh empat) orang yang tersebar di lima organisasi riset. Kelima organisasi riset tersebut yaitu organisasi riset pertanian dan pangan, organisasi riset kesehatan, organisasi riset arkeologi, bahasa dan sastra, organisasi riset tata kelola pemerintahan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, dan juga organisasi riset ilmu pengetahuan dan humaniora.
“Perbedaan yang mendasar antara peneliti BRIN dan peneliti perguruan tinggi adalah peneliti BRIN tidak memiliki asisten peneliti. Kami bekerja sesuai dengan bidang kepakaran kami” tegas Saidah.
Saidah juga menjelaskan pada setiap riset yang dilakukan, baik yang dibiayai oleh BRIN maupun Pemda, swasta ataupun perguruan tinggi, output utama dari hasil riset yang telah dilakukan adalah karya tulis ilmiah. Dalam hal ini Saidah mengharapkan, agar kedepannya antara BRIDA dan BRIN khususnya kepada peneliti yang ada di Sulawesi Tengah untuk dapat berkolaborasi dalam melakukan riset.
Dalam sesi diskusi pada audiensi tersebut, terdapat beberapa masukan yang diberikan oleh BRIN kepada BRIDA Provinsi Sulawesi Tengah, diantaranya seperti pempublikasian hasil-hasil riset yang kurang maksimal sehingga menyebabkan pemanfaatan hasil riset tersebut seharusnya dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi organisasi perangkat daerah (OPD) teknis dalam mengambil kebijakan.
Selain itu juga, belum adanya riset terkait sosial budaya maupun bahasa. Periset BRIN juga menjelaskan bahwa beberapa bahasa daerah yang ada di Sulawesi Tengah masuk dalam kategori terancam punah bahkan kritis. Hal tersebut sangat disayangkan karena bahasa daerah sangat mendukung pokok-pokok kebudayaan, baik kebudayaan daerah maupun nasional.
Menanggapi hal tersebut, Hasim R selaku Kepala Bidang Riset, Inovasi dan Teknologi Daerah BRIDA Prov. Sulteng menjelaskan bahwa terkait dengan hasil penelitian, saat ini BRIDA sudah mengharuskan para peneliti untuk melakukan penyusunan artikel maupun jurnal sebagai bentuk pelaporan hasil riset tersebut, yang nantinya akan dipublis melalui jurnal bomba. Tidak hanya itu, riset-riset kolaborasi yang dilakukan oleh BRIDA dan Perguruan Tinggi, nantinya akan melibatkan salah satu peneliti yang ada di BRIN.
Diakhir audiensi tersebut, Agustin Tobondo selaku Sekretaris BRIDA menyebutkan poin-poin penting yang harus ditindak lanjuti oleh setiap bidang yang ada di BRIDA, seperti pembuatan rekomendasi kebijakan dari hasil-hasil riset, penguatan koordinasi terkait penelitian dan sharing masalah pembiayaan, peningkatan SDM bagi para pejabat fungsional peneliti dan melalukan diseminasi terkait hal-hal riset yang telah dilakukan serta mengupayakan agar dapat menjadi satu kebijakan dari hasil riset yang telah dilakukan. Selain itu juga, Agustin Tobondo berharap agar peneliti BRIN dapat membantu riset-riset yang tengah dilakukan dan yang masih direncanakan sebagaimana tertera dalam nota kesepakatan sinergi (NKS).
Sumber: PPID BRIDA Prov. Sulteng.